Kode Perilaku Untuk Gerakan Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah dan Organisasi Non-Pemerintah (ORNOP) dalam Bantuan Respons Bencana

Disusun bersama-sama oleh Federasi Internasional Masyarakat Palang Merah dan Bulan Sabit Merah dan ICRC 1
Tujuan
Kode perilaku ini bertujuan menetapkan standar perilaku kami. Hal ini bukan merupakan perincian operasional, seperti bagaimana petugas menghitung ransum makanan atau membuat sebuah kamp pengungsi. Lebih daripada itu, pedoman ini bertujuan menetapkan standar kemandirian, keefektifan dan dampak yang diharapkan dari respons bencana LSM-LSM dan Gerakan Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah. Pedoman merupakan pedoman sukarela, dilaksanakan dengan kesadaran oleh organisasi-organisasi yang menerimanya untuk menjaga standar yang ditetapkan dalam Pedoman.Dalam peristiwa konflik bersenjata, Kode perilaku ini akan diinterpretasikan dan diaplikasikan sesuai dengan hukum humaniter internasional.
Kode perilaku dipaparkan terlebih dahulu. Kemudian dilampirkan tiga lampiran yang menguraikan lingkungan kerja yang kami harap dapat diciptakan oleh Pemerintah Nasional, Pemerintah Negara Donor dan Organisasi Antar-Negara dalam memfasilitasi penyampaian bantuan kemanusiaan secara efektif.
Definisi
NGO atau ORNOP: NGO (Non-Governmental Organisations, Organisasi Non-Pemerintah, Lembaga Swadaya Masyarakat, LSM) adalah organisasi, baik nasional maupun internasional, yangkeberadaannya terpisah dari pemerintah negara di mana ia didirikan.
NGHA: untuk kepentingan naskah ini, istilah Non-Governmental Humanitarian Agencies (NGHA) atau Lembaga Kemanusiaan Non-Pemerintah telah dibuat untuk menunjukkan komponen-komponen dari Gerakan Internasional Palang Merah Bulan Sabit Merah -Komite Internasional Palang Merah, Federasi Internasional Masyarakat Palang Merah dan Bulan Sabit Merah dan anggota Perkumpulan Nasionalnya - dan ORNOP yang didefinisikan di atas. Kode perilaku ini ditujukan untuk NGHA yang terlibat dalam respons bencana.
IGO: IGO (Inter-Governmental Organisations) atau Organisasi Antarnegara adalah organisasi yang didirikan oleh dua atau lebih pemerintah. Ini meliputi pula semua Lembaga PBB dan organisasi regional.
Bencana : adalah suatu kejadian yang berakibat hilangnya nyawa, penderitaan manusia yang luar biasa, dan kerusakan material yang berskala besar.
Kode perilaku
Prinsip-Prinsip dari Pedoman Gerakan Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah dan ORNOP dalam Program Respons Bencana
1 Panggilan Kemanusiaan diutamakan terlebih dahulu
Hak untuk memperoleh bantuan kemanusiaan, dan untuk menawarkannya, merupakan sebuah prinsip kemanusiaan fundamental yang harus dimiliki oleh semua warga negara dari semua negara. Sebagai anggota dari komunitas internasional, kami menyadari kewajiban kami untuk memberikan bantuan kemanusiaan di mana dibutuhkan. Oleh sebab itu kebutuhan akan akses tanpa dihalangi kepada penduduk korban bencana merupakan kepentingan mendasar dalam melaksanakan tanggung jawab tersebut. Motivasi utama dari respons kami terhadap bencana adalah untuk mengurangi penderitaan diantara mereka yang pal¬ing kurang mampu untuk menanggung tekanan yang diakibatkan oleh bencana. Bilamana kami memberikan bantuan kemanusiaan maka tindakan ini bukanlah suatu tindakan keberpihakan atau tindakan politik dan seharusnya tidak dipandang seperti itu pula.
2 Bantuan diberikan tanpa memandang ras, agama atau kebangsaan dari penerima dan tanpa memilih kasih. Prioritas bantuan ditentukan semata-mata berdasarkan pada kebutuhan.
Sejauh memungkinkan, kami akan mendasarkan pemberian bantuan darurat pada suatu kajian yang seksama tentang kebutuhan korban bencana dan kapasitas setempat yang ada untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Dalam keseluruhan pro¬gram, kami akan mencerminkan pertimbangan akan perlunya keseimbangan. Penderitaan manusia harus dibantu di mana saja penderitaan itu dijumpai; kehidupan di satu bagian dari suatu negara sama berharganya dengan kehidupan di bagian lain di negara itu. Oleh sebab itu, pemberian bantuan akan mencerminkan tingkat penderitaan yang ingin diatasi melalui pemberian bantuan tersebut. Dalam menerapkan pendekatan ini, kami menyadari peran penting dari perempuan anggota masyarakat rawan bencana dan akan memastikan bahwa peran ini akan didukung dan bukannya terkurangi oleh program-pro¬gram bantuan kami. Penerapan dari kebijaksanaan yang universal, tidak berpihak dan mandiri, hanya dapat efektif jika kami dan mitra-mitra kami memiliki akses pada sumber daya yang diperlukan untuk menyediakan bantuan yang berkeadilan, dan memiliki akses merata kepada semua korban bencana.
3 Bantuan tidak akan digunakan untuk kepentingan politik atau keagamaan tertentu
Bantuan kemanusiaan akan diberikan sesuai kebutuhan dari setiap individu, keluarga dan masyarakat. Walaupun NGHA mempunyai hak untuk mempunyai pendapat politik dan keagamaan tertentu, kami menegaskan bahwa bantuan tidak akan tergantung kepada kepatuhan penerima bantuan terhadap kepercayaan-kepercayaan semacam itu. Kami tidak akan mengikat janji, pengiriman atau distribusi bantuan dengan tuntutan agar penerima mempercayai atau menerima kepercayaan politik atau agama tertentu.
4 Kami berusaha untuk tidak bertindak sebagai piranti politik iuar negeri pemerintah kami
NGHA adalah lembaga-lembaga yang bertindak secara mandiri dari pemerintah. Oleh sebab itu, kami menyusun kebijaksanaan dan strategi pelaksanaan kami sendiri dan tidak berusaha untuk melaksanakan kebijaksanaan dari pemerintah manapun, kecuali jika itu kebetulan sesuai dengan kebijaksanaan mandiri kami sendiri. Kami tidak akan membiarkan diri kami sendiri, atau pegawai kami - baik secara sadar maupun karena kelalaian - untuk dimanfaatkan guna memperoleh informasi yang peka tentang politik, militer, ekonomi untuk pemerintah-pemerintah atau badan-badan lain yang mungkin mempunyai kepentingan di Iuar tujuan kemanusiaan, kami juga tidak akan bertindak sebagai piranti dari kebijaksanaan Iuar negeri pemerintah do¬nor. Kami akan mempergunakan bantuan yang kami terima untuk merespons kebutuhan dan bantuan ini tidak didorong oleh perlunya untuk menyalurkan surplus komoditi negara do¬nor, juga bukan oleh kepentingan politik dari suatu negara donor. Kami menghargai dan mendorong kesukarelaan pemberian bantuan tenaga dan keuangan dari orang perorangan untuk membantu pekerjaan kami dan menghargai kemandirian yang didasari motivasi kesukarelaan seperti itu. Demi melindungi kemandirian, kami akan menghindari ketergantungan kepada hanya satu sumber dana saja.
5 Kami harus menghargai kebudayaan dan adat istiadat
Kami akan berusaha menghormati kebudayaan, struktur dan adat istiadat dari masyarakat dan negara di mana kami bekerja.
6 Kami harus berusaha membangkitkan respons terhadap bencana dari kapasitas lokal
Semua manusia dan masyarakat bahkan -dalam situasi bencana sekalipun- memiliki kapasitas selain kerentanan. Sejauh mungkin kami akan memperkuat kapasitas ini dengan mempekerjakan pekerja lokal, membeli material lokal dan berjual beli dengan perusahaan lokal. Di mana memungkinkan, kami akan bekerja sama dengan NGHA lokal sebagai mitra dalam perencanaan dan pelaksanaan, dan bekerjasama dengan struktur pemerintah tuan rumah sebagaimana diperlukan. Kami memberikan prioritas tinggi terhadap koordinasi dari bantuan darurat kami. Hal ini paling baik dikerjakan di negara di mana bencana itu terjadi oleh mereka yang paling langsung terlibat dalam operasi bantuan darurat, dan harus melibatkan perwakilan dari badan-badan PBB yang terkait.

7 Cara yang harus ditemukan untuk melibatkan penerima dalam pengelolaan bantuan darurat.
Bantuan respons bencana tidak pernah boleh dipaksakan kepada penerima. Bantuan darurat dan rehabilitasi jangka panjang yang efektif dapat dicapai jika penerima dilibatkan dalam perencanaan, pengelolaan dan pelaksanaan program bantuan. Kami harus berusaha sedapatnya untuk mencapai partisipasi sepenuhnya dari masyarakat dalam program bantuan darurat dan rehabilitasi kami.
8 Bantuan darurat harus berusaha mengurangi kerentanan di masa datang sementara memenuhi kebutuhan dasar
Semua tindakan bantuan darurat mempengaruhi prospek pembangunan jangka panjang, baik secara positif atau negatif. Menyadari ini, kami berusaha melaksanakan program bantuan darurat yang secara aktif mengurangi kerentanan penerima terhadap bencana pada masa mendatang dan membantu menciptakan gaya hidup yang berkelanjutan. Kami akan memberikan perhatian khusus masalah lingkungan dalam perencanaan dan pengelolaan program bantuan darurat kami. Kami juga akan berusaha meminimalkan akibat negatif dari batuan kemanusiaan, menghindari ketergantungan jangka panjang penerima terhadap bantuan dari luar.
9 Kami menganggap diri kami akuntabel baik kepada mereka yang kami bantu maupun mereka yang memberikan sumberdaya kepada kami
Kami sering bertindak lembaga penghubung antara pihak yang ingin membantu dan pihak yang membutuhkan bantuan dalam bencana. Oleh sebab itu kami bertanggung jawab kepada kedua belah pihak tersebut. Semua yang kami kerjakan dengan donor dan penerima harus merefleksikan sikap keterbukaan dan transparansi. Kami menerima keharusan untuk melaporkan aktivitas kami, baik dari sudut pandang keuangan dan sudut pandang efektivitas. Kami mengakui kewajiban kami untuk memastikan pemantauan yang tepat terhadap distribusi bantuan dan untuk melaksanakan pengkajian secara berkala terhadap dampak dari bantuan bencana. Kami berusaha untuk melaporkan secara terbuka mengenai dampak pekerjaan kami, dan faktor-faktor yang membatasi atau membantu dampak tersebut. Program kami akan berdasarkan pada standar profesionalisme dan kepakaran yang tinggi untuk menekan pemborosan sumber daya yang berharga.
10 Dalam kegiatan informasi, publikasi dan kampanye kami harus memperlakukan korban bencana sebagai manusia yang bermartabat dan bukannya sebagai obyek yang tidak lagi berpengharapan
Penghargaan kepada korban bencana sebagai mitra yang setara tidak boleh pernah dilupakan dalam tindakan kami. Dalam kegiatan informasi publik kami harus memberikan gambaran obyektif mengenai situasi bencana di mana kapasitas dan aspirasi dari korban bencana ditonjolkan, bukan hanya kelemahan dan ketakutan mereka saja. Sementara kami bekerja sama dengan pihak media untuk mempertinggi respons publik,
kami tidak akan membiarkan tuntutan publisitas, baik dari eksternal atau internal, mengalahkan prinsip untuk memaksimalisasi bantuan darurat. Kami akan menghindari persaingan dengan lembaga bantuan lain dalam liputan media massa dalam situasi di mana liputan semacam itu mungkin justru merugikan pelayanan yang diberikan kepada penerima atau terhadap keamanan dari staf kami atau penerima bantuan.
Lingkungan Kerja
Setelah secara sepihak sepakat untuk mematuhi Kode Perilaku di atas, kami memaparkan di bawah ini beberapa pedoman yang menjelaskan lingkungan kerja yang kami harap dapat diciptakan oleh pemerintah negara donor, pemerintah tuan rumah dan organisasi antarnegara-khususnya lembaga-lembaga PBB - untuk memfasilitasi partisipasi yang efektif dari NGHA dalam respons bencana.Pedoman-pedoman ini semata-mata dipaparkan sebagai panduan. Mereka tidak mengikat secara hukum dan kami tidakd mengharapkan pemerintah dan IGO untuk mengindikasikan peneriman mereka terhadap pedoman-pedoman ini melalui penandatanganan dokumen apapun, sekalipun mungkin itu merupakan suatu tujuan dimasa mendatang. Pedoan ini dipaparkan dalam semangat keterbukaan dan kerja sama sehingga mitra-mitra kami memahami suatu hubungan kerja ideal yang ingin kami bentuk bersama mereka.
Lampiran I: Rekomendasi untuk pemerintah negara yang terkena bencana
1 Pemerintah seharusnya menerima dan menghormati kemandirian, kemanusiaan dan ketidakberpihakan tindakan dari NGHA
NGHA adalah badan-badan mandiri. Kemandirian dan ketidakberpihakan ini seharusnya dihormati oleh pemerintah tuan rumah.
2 Pemerintah tuan rumah seharusnya memfasilitasi NGHA untuk mempunyai akses yang cepat kepada korban bencana
Jika NGHA harus bertindak sepenuhnya sesuai dengan prinsip-prinsip kemanusiaan, mereka patut diberi akses yang cepat dan tidak memihak kepada korban bencana dengan tujuan memberikan bantuan kemanusiaan. Adalah tugas pemerintah tuan rumah, sebagai bagian dari pelaksanaan kedaulatan, untuk tidak menghalangi bantuan semacam itu, dan untuk menerima tindakan tidak memihak dan apolitik dari NGHA. Pemerintah tuan rumah seharusnya memfasilitasi masuknya staf NGHA dengan cepat, terutama dengan membebaskan persyaratan tran¬sit, visa masuk dan keluar, atau melakukan pengaturan-pengaturan tertentu yang membantu pemberian ijin yang cepat. Pemerintah seharusnya memberikan izin terbang lintas dan hak mendarat bagi transportasi udara yang memuat bantuan darurat bencana internasional dan personilnya selama fase darurat.
3 Pemerintah seharusnya memudahkan kelancaran keluar masuknya barang bantuan dan informasi selama bencana
Bantuan bantuan darurat bencana dan peralatannya dibawa masuk dalam suatu negara dengan tujuan semata-mata untuk meringankan penderitaan manusia, bukan untuk keuntungan komersial. Bantuan semcam itu seharusnya diizinkan lewat dengan bebas dan tanpa halangan dan tidak menjadi subyek bagi persyaratan sertifikat konsulat atau kuitansi pembelian, perijinan impor dan atau ekspor atau peraturan lain, atau terkena pajak impor, biaya pendaratan, atau biaya pelabuhan.
Impor sementara peralatan darurat termasuk kendaraan, pesawat terbang ringan dan peralatan telekomunikasi, seharusnya difasilitasi oleh pemerintah tuan rumah melalui pembebasan izin atau peraturan registrasi. Pemerintah seharusnya tidak melarang pemulangan kembali peralatan bantuan darurat bencana pada akhir operasi.
Untuk memfasilitasi komunikasi, pemerintah tuan rumah didorong untuk menetapkan frekuensi radio tertentu, yang akan dipergunakan oleh organisasi bantuan darurat bencana untuk komunikasi di dalam negeri dan internasional dengan tujuan untuk bantuan darurat bencana, dan untuk membuat frekuensi itu diketahui oleh komunitas bantuan darurat bencana sebelum bencana terjadi. Mereka seharusnya memperbolehkan personil lembaga bantuan darurat bencana untuk memanfaatkan semua jenis komunikasi yang mereka butuhkan untuk operasi bantuan darurat bencana.
4 Pemerintah seharusnya berusaha untuk memberikan informasi mengenai bencana yang terkoordinasi dan bantuan perencanaan
Keseluruhan perencanaan dan koordinasi usaha bantuan darurat bencana pada akhirnya adalah tanggung jawab pemerintah tuan rumah. Perencanaan dan koordinasi dapat ditingkatkan jika NGHA diberikan informasi tentang bantuan darurat bencana yang dibutuhkan dan sistem pemerintahan dalam perencanaan dan pelaksanaan usaha bantuan darurat dan juga informasi tentang potensi risiko keamanan yang mungkin akan mereka hadapi. Pemerintah didorong untuk memberikan informasi semacam itu kepada NGHA.Untuk memfasilitasi koordinasi yang efektif dan penggunaan bantuan bantuan darurat secara efesien, pemerintah tuan rumah didorong untuk, sebelum bencana terjadi, menunjuk satu titik kontak bagi NGHA untuk berhubungan dengan pihak-pihak yang berwenang di Negara tersebut.
5 Bantuan darurat bencana dalam konfik bersenjata
Dalam peristiwa konflik senjata, tindakan bantuan darurat dilaksanakan sesuai dengan ketentuan hukum humaniter internasional.

Lampiran II : Rekomendasi untuk Pemerintah Donor
1 Pemerintah Donor seharusnya mengakui dan menghormati tindakan mandiri, kemanusiaan dan ketidakberpihakan dari NGHA
NGHAs adalah badan-badan mandiri yang kemandirian dan ketidakpihakannya seharusnya dihormati oleh pemerintah do¬nor. Pemerintah donor seharusnya tidak mempergunakan NGHA untuk mencapai tujuan politik atau ideologis.2 Pemerintah donor seharusnya memberikan dana dengan jaminan untuk kemandirian operasionalNGHAs menerima bantuan dana dan materi dari pemerintah donor dengan semangat yang sama pada saat memberikan kepada korban bencana, yaitu semangat kemanusiaan dan kemandirian tindakan. Pelaksanaan dari tindakan bantuan darurat merupakan tanggung jawab penuh dari NGHA dan akan dilaksanakan sesuai dengan kebijaksanaan NGHA.
3 Pemerintah donor seharusnya mempergunakan pengaruh mereka untuk membantu NGHA memperoleh akses terhadap korban bencana
Pemerintah donor seharusnya memahami pentingnya mereka memikul beberapa tanggung jawab atas keamanan dan kebebasan akses dari staf NGHA terhadap lokasi bencana. Mereka seharusnya bersedia untuk menggunakan diplomasi dengan pemerintah tuan rumah untuk mengatasi situasi semacam itu bilamana diperlukan.
Lampiran III : Rekomendasi untuk Organisasi -organisasi Antarnegara
1 IGO seharusnya menerima NGHA, tempatan dan asing, sebagai mitra-mitra yang penting
NGHA bersedia untuk bekerja sama dengan PBB atau lembaga antarnegara yang lain untuk memperoleh hasil yang bantuan daruat yang lebih baik. Mereka melakukan ini dalam semangat bekerja sama dengan menghormati integritas dan kemandirian dari semua mitra. Lembaga antarnegara harus menghormati kemandirian dan ketidakberpihakan NGHA. NGHA seharusnya diajak berkonsultasi oleh lembaga-lembaga PBB dalam mempersiapkan rencana bantuan darurat.
2 IGO seharusnya membantu pemerintah tuan rumah dalam menyusun kerangka kerja koordinasi menyeluruh untuk bantuan darurat bencana tempatan dan internasional
NGHA biasanya tidak memiliki mandat untuk menyediakan kerangka kerja koordinasi menyeluruh untuk bencana yang membutuhkan respons internasional. Tanggung jawab ini jatuh ke tangan pemerintah tuan rumah dan pihak-pihak yang relevan di PBB. Mereka didorong untuk memberikan pelayanan ini dalam waktu dan cara yang tepat untuk melayani Negara-negara yang terkena bencana dan komunitas respons bencana nasional dan internasional. Bagaimanapun, NGHA harus melaksanakan segala upaya untuk memastikan koordinasi yang efektif dari pelayanan mereka sendiri.Dalam situasi konflik bersenjata, tindakan bantuan darurat diatur oleh ketentuan hukum humaniter internasional yang relevan.
3 IGO seharusnya memperluas kepada NGHA perlindungan keamanan yang disediakan untuk PBB
Di mana perlindungan keamanan disediakan untuk organisasi antarnegara, perlindungan ini seharusnya diperluas kepada mitra operasi mereka dari NGHA kalau diminta.
4 IGO seharusnya memberikan NGHA akses yang sama atas informasi yang relevan seperti yang diberikan kepada organisasi-organisasi PBB
IGO disarankan untuk membagi semua informasi, terutama yang berhubungan dengan pelaksanaan dari respons bencana yang efektif, dengan mitra operasi mereka dari NGHA.


http://hidupbersamabencana.wordpress.com/2007/06/06/coc_redcross/


Bencana di Jawa tengah

Jawa Tengah pada musim penghujan kali telah menimbulkan bencana di beberapa daerah. Dalam kurun waktu Januari sampai Februari ini PMI Daerah Jawa Tengah telah menerima laporan terjadi bencana di 10 kabupaten antara lain Pati, Kudus, Demak, Surakarta, Sukoharjo, Sragen, Kendal, Pekalongan, Brebes, Cilacap.Kejadian bencana kali ini disebabkan curah hujan yang cukup tinggi di Jawa tengah sehingga menimbulkan bencana banjir dan longsor. Untuk daerah yang yang hanya terjadi bencana banjir yaitu Pati, Kudus, Demak, Surakarta, Sragen, Pekalongan. Namun Untuk daerah Sukoharjo, Brebes, dan Cilacap selain terjadi bencana banjir juga disertai longsor. Sampai saat ini data yang dihimpun Posko Penanggulangan Bencana Markas Daerah Jawa Tengah daerah yang dilanda banjir antara lain:1. Pati - 9 Kecamatan2. Demak - 2 Kecamatan3. Surakarta - 7 Desa4. Sragen - 7 Kecamatan5. Kota Pekalongan - 4 KecamatanUntuk daerah yang terjadi bencana banjir dan tanah longsor antara lain:1. Sukoharjo - 4 Kecamatan2. Brebes - 5 Desa3. Cilacap - 4 KecamatanSampai tanggal 4 februari 2009 PMI Jawa Tengah telah mendistribusikan beberapa bantuan antara lain tarpouline 1330 pcs, Hygiene kits 938 Kits, Tikar 697 lbr, Selimut 415 lbr, Baby kits 200, Perahu 4 unit, dan tenda pleton 4 unit. Bantuan tersebut diserahkan ke masing-masing cabang sesuai dengan jumlah korban yang telah diassesment.

Untuk informasi lebih lanjut, dapat menghubungi: H. Thobari HR, Ketua Bidang PB PMI Daerah Jawa Tengah, Hp. 0813 255 34858 atau Kepala Markas PMI Daerah Jawa Tengah, Rahayu S Tlp. 024-358 1424.

by staf PB PMI Daerah Jawa Tengah

Sejarah Lahirnya Gerakan

Pada tahun 1895, Henry Dunant menyaksikan terjadinya peperangan di Solferino, dimana banyak korban perang yang tidak mendapat pertolongan, sehingga timbul gagasan untuk memberikan pertolongan kepada korban perang tersebut.Pengalaman itu dituangkan di dalam buku “Kenangan Solferino” (tahun 1862). Dalam buku tersebut diuraikan tentang kondisi yang ditimbulkan oleh peperangan dan mengusulkan agar segera dibentuk satuan tenaga sukarela yang bernaung di bawah suatu lembaga yang memberikan pertolongan kepada orang-oang yang terluka di medan perang.
Buku “Kenangan Solferino” menarik perhatian 4 orang penduduk Jenewa yaitu :- General Dufour- Dr. Louis Appia- Dr. Theodore Maunoir- Gustave Moynier4 orang tersebut bersama Henry Dunant membentuk Komite Lima yang kemudian menjadi International Committee Of The Red Cross (ICRC) = Komite Internasional Palang Merah (KIPM).Pada tanggal 22 Agustus 1864 atas pakarsa ICRC, Pemerintah Swiss menyelenggarakan suatu konperensi yang diikuti oleh 12 Kepala Negara yang menandatangani perjanjian internasional yang dikenal dengan KONVENSI JENEWA I.Karena tanda Palang Merah diasumsikan mempunyai arti khusus maka pada tahun 1876 simbol Bulan Sabit Merah disahkan untuk digunakan oleh negara-negara Islam. Kedua Simbol tersbut memiliki arti dan nilai yang sama.Dengan berakhirnya Perang Dunia I, berbagai epidemi penyakit berjangkit dan bencana kelaparan menjalar.Melihat kenyataan itu, Henry P. Davidson warga negara Amerika, merasa perlu mendirikan suatu organisasi yang menangani masalah bantan tersebut, yang saat ini dikenal sebagai Federasi Internasional Palang Merah dan Bulan sabit Merah (didirikan tanggal 5 Mei 1919 dalam suatu konperensi Kesehatan Internasional di Cannes Perancis).
ORGANISASIBADAN TERTINGGI FEDERASI
Badan tertinggi penentuan kebijaksanaan disebut“ General Assembly Board of Governors”General Assemblyatau sidang umum dihadiri oleh wakil-wakil dari semua anggota federasi dan bersidang tiap 2 tahun. Presiden Federasi dipilih tiap 4 tahun. Jika General Assembly tidka bersidang, maka kebijakan tertinggi dilaksanakan oleh “ Executive” yang anggotanya terdiri dari 16 Perhimpunan Nasional (dipilih berdasarkan letak Geografis), Presiden dan Sekjen Federasi.Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional terdiri KIPM, Ferderasi internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah dan semua Perhimpunan Palang Merah Nasional.Badan tertinggi adalah : “Konferensi Intenasional Palang Merah”Bersidang tiap 4 tahun, dihadiri oleh KIPM, Federasi, Perhimpunan Nasional dan Pemerintah peserta ratifikasi Konvensi Jenewa tahun 1949.Pertemuan membahas persoalan umum dan menampung usul-usul serta resolusi, disamping mengambil keputusan. Para peserta konperensi memilih angota standing comision (komisi tetap) yang bersiang diantara 2 konperensi internasional.PRINSIP DASAR GERAKANKEMANUSIAAN Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional didirikan berdasarkan keinginan memerikan pertolongan tanpa membedakan korban yang terluka di dalam pertempuran, berupaya dalam kemampuan bangsa antar bangsa, mencegah dan mengatasi penderitaan sesama manusia. Palang Merah menumbuhkan saling penegrtian, persahabatan, kerjasama dan perdamaian abadi sesama manusia.
KESAMAAN. Gerakan ini tidak membuat perbedaan atas dasar kebangsaan, kesukuan, agama/keprcayaan, tingkatan atau pandangan politik, tujuannya semata-mata mengurangi penderitaan manusia sesuai dengan kebutuhannya dan mendahulukan keadaan yang paling parah.KENETRALAN. Agar senantiasa mendapat kepercayaan dari semua pihak, gerakan ini tidak boleh memihak atau melibatkan diri dalam pertentangan politik, kesukuan, agama atau ideologyKEMANDIRIAN. Gerakan ini besifat mandiri, Perhimpunan Nasional di samping membantu pemerintahnya dalam bidang kemanusiaan, juga harus mentaati peraturan negaranya, harus selalu menjaga otonominya sehingga dapat ebrtindak sejalan dengan prinsip-prinsip gerakan iniKESUKARELAAN. Gerakan ini adalah pemberi bantuan sukarela, yang tidak didsari oleh keinginan untuk mencari keuntungan apapun.KESATUAN. Di dalam suatu negara hanya ada satu Perhimpunan Palang Merah atau Bulan Sabit Merah yang terbuka untuk semua orang dan melaksanakan tugas kemanusiaan di seluruh wilayah.KESEMESTAAN. Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit merah Internasional adalah bersifat semesta, setiap perhimpunan mempunyai tanggung jawab yang sama dalam menolong sesama manusia.KOMITE INTERNASIONAL PALANG MERAHInternational Committee of The Red Cross (ICRC) :- Markas Besar di Jenewa, anggota Dewan Eksekutif maksimal 25 orang warga negara Swiss.
- Tujuan :Menjadi perantara NETRAL mengenai hak kemanusiaan dalam pertikaian politik, perang Saudara dan kerusuhan dalam negeri.- Tugas :
Memberikan PERLINDUNGAN kepada korban militer maupun sipil sebagai akibat konflik bersenjata, gangguan dan ketegangan dalam negeri.Memberikan BANTUAN (sandang, pangan, medis dan sanitasi) kepada korban konflik bersejata tersebut.Melakukan PENCARIAN pada saat terjadi konflik bersenjata maupun sesudahnya. Mencari berita sampai mempersatukan keluarga yang terpisah akibat perang.Melakukan PENYEBARLUASAN HPI dan prinsip-prinsip dasar gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah denga tujuan menganjurkan penghormatan bagi kelompok non-kombatan (tentara yang luka, sakit, tawanan serta warga sipil). Di samping membatasi kekejaman pengrusakan dan mempermudah bantuan yang segera, netral serta tidak memihak kepada korban konflik bersenjata.Dana :Sumbangan sukarela dari Pemerintah dan Perhimpunan NasionalFEDERASI INTERNASIONAL PALANG MERAH DAN BULAN SABIT MERAHInternational Federation of The Red Cross and Red Crescent Society :Markas Besar di Jenewa, SwissSekretariat Federasi dipimpin oleh Sekrjen mempunyai pegawai yang terdiri dari bermacam-macam bangsa.- Tujuan :Mencegah dan meringankan penderitaan manusia melalui kegiatan Palang Merah dan Bulan sabit Merah Nasional yang merupakan sumbangan untuk Perdamaian.- Tugas :Menggiatkan PEMBENTUKAN dan pengembangan PERHIMPUNAN NASIONAL di seluruh dunia. Federasi juga bertindak sebagai perantara, koordinator antara Perhimpunan Palang Merah Nasional.Memberikan saran dan membantu Perhimpunan Nasional dalam meningkatkan dan mengkoordinasikan BANTUAN Internasional untuk KORBAN BENCANA ALAM DAN PARA PENGUNGSI di luar daerah pertikaian, seringkali dengan melancarkan permintaan bantuan ke seluruh dunia.Mengembangkan pembentukan rencana KESIAPSIAGAAN NASIONAL terhadap BENCANA ALAMMenggiatkan dan mengkoordinasikan pertukaran gagasan kemanusiaan bagi pendidikan anak dan remaja di antara Perhimpunan Nasional demi membina hubungan baik antara remaja di seluruh dunia.Membantu ICRC menyebarluaskan dan mengembangkan HPI dan PRINSIP-PRINSIP DASAR GERAKAN PALANG MERAH dan BULAN SABITMERAH.Dana :Iuran tahunan dari anggota dan sumbangan sukarela untuk bantuan dan pengembangan.PERHIMPUNAN PALANG MERAH dan BULAN SABIT MERAH NASIONALPerhimpunan Nasional harus mendapat pengakuan dari KIPM, baru sah menjadi anggota Federasi, juga harus diakui oleh Pemerintahnya sebagai Perhimpunan penolong yang bersifat sukarela dan turut membantu Pemerintah.Tugas :Beraneka raga tergantung kebutuhan negara yang bersangkutan antara lain :Memberikan bantuan darurat.Pelayanan Kesehatan.Bantuan sosial bagi perorangan maupun kelompok.Latihan Pertolongan Pertama/PPMelatih tenaga perawat.Transfusi DarahPembinaan RemajaDimasa perang, membantu tawanan, pengunsi dan kaum interniran.KOMITMENBerikut adalah garis besar program kemanusiaan kepalangmerahan yang terakomodasi antara lain dalam kesepakatan Federasi Internasional ( Strategi 2010) ; Komitmen Regional anggota Perhimpunan ( Deklarasi Hanoi ) dan kesepakatan Konferensi Internasional ( Plan of Action ).STRATEGI 2010Strategi 2010 (S-2010) adalah seperangkat strategi Federasi Internasional dalam menghadapi tantangan kemanusiaan pada dekade menantang. Dokumen yang diadopsi Sidang Umum pada tahun 1999 ini menjabarkan misi Federasi yaitu: "memperbaiki hajat hidup masyarakat rentan dengan memobilisasi kekuatan kemanusiaan".Tiga tujuan utama yang strategis adalah:Memperbaiki Hajat Hidup masyarakat RentanStrategi ini terfokus melalui empat bidang inti, yaitu:Promosi Prinsip-Prinsip dasar Gerakan dan nilai-nilai kemanusiaan;Penanggulangan Bencana;Kesiapsiagaan penanggulangan bencana; danKesehatan dan perawatan di masyarakat.Keempat bidang ini adalah suatu paket yang integral dan saling terkait satu sama lain, yang memiliki dua dimensi yaitu pelayanan dan advokasi.Memobilisasi Kekuatan KemanusiaanPengerahan kapasitas organisasi untuk pelayanan ini akan terjadi bila perhimpunan nasional berfungsi dengan baik. Artinya ada mekanisme organisasi, pengembangan kapasitas, memobilisi sumber keuangan dengan mengembangkan kemitraan dan mengoptimalkan komunikasi dalam Perhimpunan Nasional.Bekerjasama Secara EfektifAdanya perhimpunan nasional yang kuat akan membentuk sebuah Federasi yang kuat , efektif dan efisien yaitu dengan mengembangkan kerjasama subregional dan mengimplementasikan strategi gerakan, kemitraan dengan organisasi internasional lain, memobilisasi publik dan advokasi penentu kebijakan serta mengkomunikasikan pesan-pesan dan misi Federasi Internasional.DEKLARASI HANOI"United for Action"Dokumen ini disahkan melalui Konferensi Regional V di Hanoi, Vietnam pada tahun 1998, yang disepakati oleh 37 perhimpunan nasional se Asia Pasifik dan Timur Tengah yang bertekad , walau beragam budaya, geografis dan latar belakang lain, untuk bersatu demi suatu aksi kemanusiaan.Kecenderungan bencana alam serta krisis moneter secara global telah melanda wilayah regional dan berdampak pada permasalahan imigrasi penduduk karena menghendaki perbaikan hidup, krisis ekonomi yang menyebabkan angka pengangguran yang semakin meningkat serta berjangkitnya wabah penyakit. Hal ini menjadi tantangan bagi Palang Merah untuk membantu meringankan penderitaan umat manusia.Deklarasi Hanoi memfokuskan penanganan program pada isu-isu berikut:Penanggulangan bencanaPenanganan wabah penyakitRemaja dan ManulaKemitraan dengan pemerintahOrganisasi dan Manajemen kapasitas sumber dayaHubungan masyarakat dan promosi
Label:

Cinta Tak Selalu Berwujud Bunga

Suami saya adalah seorang insinyur, saya mencintai sifatnya yang alami dan saya menyukai perasaan hangat yang muncul di hati saya ketika saya bersandar di bahunya yang bidang.
Tiga tahun dalam masa perkenalan, dan dua tahun dalam masa pernikahan, saya harus akui, bahwa saya mulai merasa lelah, alasan-2 saya mencintainya dulu telah berubah menjadi sesuatu yang menjemukan.
Saya seorang wanita yang sentimentil dan benar-2 sensitif serta berperasaan halus. Saya merindukan saat-saat romantis seperti seorang anak yang menginginkan permen. Tetapi semua itu tidak pernah saya dapatkan.
Suami saya jauh berbeda dari yang saya harapkan. Rasa sensitif-nya kurang. Dan ketidakmampuannya dalam menciptakan suasana yang romantis dalam pernikahan kami telah mementahkan semua harapan saya akan cinta yang ideal.
Suatu hari, saya beranikan diri untuk mengatakan keputusan saya kepadanya, bahwa saya menginginkan perceraian.“Mengapa?”, dia bertanya dengan terkejut.“Saya lelah, kamu tidak pernah bisa memberikan cinta yang saya inginkan”Dia terdiam dan termenung sepanjang malam di depan komputernya, tampak seolah-olah sedang mengerjakan sesuatu, padahal tidak.
Kekecewaan saya semakin bertambah, seorang pria yang bahkan tidak dapatmengekspresikan perasaannya, apalagi yang bisa saya harapkan darinya?Dan akhirnya dia bertanya, “Apa yang dapat saya lakukan untuk merubah pikiranmu?”.Saya menatap matanya dalam-dalam dan menjawab dengan pelan, “Saya punya pertanyaan, jika kau dapat menemukan jawabannya di dalam hati saya, saya akan merubah pikiran saya: Seandainya, saya menyukai setangkai bunga indah yang ada di tebing gunung dan kita berdua tahu jika kamu memanjat gunung itu, kamu akan mati.Apakah kamu akan melakukannya untuk saya?”Dia termenung dan akhirnya berkata, “Saya akan memberikan jawabannya besok.”
Hati saya langsung gundah mendengar responnya.
Keesokan paginya, dia tidak ada dirumah, dan saya menemukan selembar kertas dengan oret-2an tangannya dibawah sebuah gelas yang berisi susu hangat yang bertuliskan….“Sayang, saya tidak akan mengambil bunga itu untukmu, tetapi ijinkan saya untuk menjelaskan alasannya.”Kalimat pertama ini menghancurkan hati saya. Saya melanjutkan untuk membacanya.
“Kamu bisa mengetik di komputer dan selalu mengacaukan program di PC-nyadan akhirnya menangis di depan monitor, saya harus memberikan jari-2 saya supaya bisa membantumu dan memperbaiki programnya.”
“Kamu selalu lupa membawa kunci rumah ketika kamu keluar rumah, dan saya harus memberikan kaki saya supaya bisa mendobrak pintu, dan membukakan pintu untukmu ketika pulang.”.
“Kamu suka jalan-2 ke luar kota tetapi selalu nyasar di tempat-tempat baru yang kamu kunjungi, saya harus menunggu di rumah agar bisa memberikan mata saya untuk mengarahkanmu.”
“Kamu selalu pegal-2 pada waktu ‘teman baikmu’ datang setiap bulannya, dan saya harus memberikan tangan saya untuk memijat kakimu yang pegal.”
“Kamu senang diam di rumah, dan saya selalu kuatir kamu akan menjadi ‘aneh’. Dan harus membelikan sesuatu yang dapat menghiburmu di rumah atau meminjamkan lidahku untuk menceritakan hal-hal lucu yang aku alami.”
“Kamu selalu menatap komputermu, membaca buku dan itu tidak baik untuk kesehatan matamu, saya harus menjaga mata saya agar ketika kita tua nanti, saya masih dapat menolong mengguntingkan kukumu dan mencabuti ubanmu.”
“Tanganku akan memegang tanganmu, membimbingmu menelusuri pantai, menikmati matahari pagi dan pasir yang indah. Menceritakan warna-2 bunga yang bersinar dan indah seperti cantiknya wajahmu”.
“Tetapi sayangku, saya tidak akan mengambil bunga itu untuk mati. Karena, saya tidak sanggup melihat air matamu mengalir menangisi kematianku.”“Sayangku, saya tahu, ada banyak orang yang bisa mencintaimu lebih dari saya mencintaimu.”“Untuk itu sayang, jika semua yang telah diberikan tanganku, kakiku, mataku, tidak cukup bagimu.Aku tidak bisa menahan dirimu mencari tangan, kaki, dan mata lain yang dapat membahagiakanmu.”
Air mata saya jatuh ke atas tulisannya dan membuat tintanya menjadi kabur, tetapi saya tetap berusaha untuk membacanya.“Dan sekarang, sayangku, kamu telah selasai membaca jawaban saya. Jika kamu puas dengan semua jawaban ini, dan tetap menginginkanku untuk tinggal di rumah ini, tolong bukakan pintu rumah kita, saya sekarang sedang berdiri disana menunggu jawabanmu.”“Jika kamu tidak puas, sayangku, biarkan aku masuk untuk membereskan barang-barangku, dan aku tidak akan mempersulit hidupmu. Percayalah, bahagiaku bila kau bahagia.”.
Saya segera berlari membuka pintu dan melihatnya berdiri di depan pintu dengan wajah penasaran sambil tangannya memegang susu dan roti kesukaanku.
Oh, kini saya tahu, tidak ada orang yang pernah mencintai saya lebih dari dia mencintaiku.Itulah cinta, di saat kita merasa cinta itu telah berangsur-angsur hilang dari hati kita karena kita merasa dia tidak dapat memberikan cinta dalam wujud yang kita inginkan, maka cinta itu sesungguhnya telah hadir dalam wujud lain yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya.
Seringkali yang kita butuhkan adalah memahami wujud cinta dari pasangan kita, dan bukan mengharapkan wujud tertentu. Karena cinta tidak selalu harus berwujud “bunga”.

http://kansertjr.wordpress.com/2008/12/01/cinta-tak-selalu-berwujud-bunga/

Belajar memulai...

Belajar memulai....
untuk memulai sesuatu selain bermulai dari niat juga dari kesempatan dan jg semangat dari lingkungan sekitar baik dekat maupun jauh. Begitupun diriku untuk memulai blog ini.